Subhanallah, walkhamdulillahi walaillaha illallahu allahu akbar, lakhaula walakhuwata illabillah......
Innalillahu wa innailaih rojiun.... setiap yang bernyawa pasti akan mati dan hanya kepada Tuhannya akan kembali, tanggal 26 Mei 2010, ayah mertua yang juga kakek dari anak2 saya Bp. Didik Sukardi berpulang ke haribaan Illahi Rabbi. Waktu itu jam 13.45 aku terima telp dari rumah mengabarkan Bapak telah berpulang. Sejenak blank,..... dan kembali fokus apa yang harus aku lakukan. Telephone agen tiket langganan tanya tiket pulang ke Kediri, masih ada 50 seat, kucoba contact ponakan tapi gak bisa, sambil menunggu aku berbenah dan pamit ke direksi. Sambil pulang urusan finance selama jalan dan di Kediri kupersiapkan, dan saat itu aku baru mengabarkan ke istri yang juga Anak Kandung dari ALm. Bapak Didik Sukardi, dan alhamdulillah tidak ada isak tangis, artinya keikhlasan itulah yang aku harapkan.
Nyampe di rumah langsung menyiapkan apa yang seharusnya di bawa cukup untuk 3 hari, sambil mencari alternatif kendaraan untuk pulang, karena ternyata tiket KA, Pesawat dan Buspun ludes, karena bersamaan dengan long week end, dn akhirnya ku dapat rental mobil tetangga, dan berangkat full team jam 9 malam, dalam kondisi hujan. Bismillahirrohmanirrohim.... kami berangkat menuju Semarang.
Perjalanan terasa sangat lama, nggak taulah, selain yang nopir sudah agak berumur kondisi hujan tidak memungkinkan untuk jalan dengan kecepatan tinggi. Yah aku berfikir karena kami pingin segera nyampe rumah jadi perjalanan terasa lama. Sementara itu Jenazah sudah dikebumikan sore itu juga, artinya kami tidak harus terburu-buru.
Jam 7 pagi hari berikutnya, artinya tgl 27-6-2010 nyampe di Semarang, dan bawaan yang kami bawa langsung kami pindahkan ke Mobil yang sudah menunggu mulai jam 3 dini hari, sungguh kasihan sopir (Indra) dari Jepara. Tapi OKlah yang penting kami sudah berganti mobil dan segera meluncur ke Kediri... Tetap saja jalan terasa lelet banget, sarapan.... yah kami harus mengisi perut, kasihan anak-anak capek dan moga aja tidak kelaparan.Maafin ayah ya sayang...makannya jadi lambat deh. dan akhirnya kami makan, alhamdulillah Idang mau makan, Isma cuman dikit, semoga masih mau minum susu. Jalan terasa amatlah lambat, nggak tau kenapa, ang pasti jalanan padat banget. Sementara dari rumah Magetan dapat informasi bahwa Ibu dan sodara-sodara lain akan ke Kediri , yang pasti kepingin ketemu cucu dan kami. Jalan bener2 terasa merayap..... Solo...Sragen....ngawi..caruban...nganjuk sudah lewat, dan alhamdulillah jam 14.30 WIB kami nyampe rumah Kediri, kami bersalam-salaman dan ...... alhamdulillah ya Allah kami sudah nyampe Kediri dengan selamat.
Setelah beberapa saat istirahat ngobrol sama Ibu dan sodara yang lain, kami ke makam Bapak (Alm P. DIdik Sukardi). Allahumaghfilahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu..... Ya Allah ampunillah Bapak Kami, Lapangkanlah kuburnya, ringankan siksa kuburnya, tempatkanlah beliau di sisimu ya Allah dan tempatkan beliau di SurgaMu ya Rabb...
Rasa capek...lelah...ngantuk, sepertinya sudah tidak terasa lagi ato yang pas tidak saya rasakan.... Hari itu dilanjutkan dengan Selamatan 3 hari.....
Malamnya pingin segera tidur, tapi mata rasanya sulit merem, dan Ya Allah Isma badannya anget, segera dipijit oleh ibunya dgn Minyak San Hong.... dan akhirnya pagi menyapa......
Siang tidak ada perubahan apapun dari Isma, ewel juga nggak, main seperti biasa, makan emang agak sedikit susah tapi masih mending ada yang masuk, tapi jajan gak mau berhenti...dan permen itu terus. Idang nggak ada masalah, main sapa Pak Puhnya. Dan sore menjelang, pengajian rutin sampai tujuh hari berlanjut, yang pasti capek tidak saya rasakan, ngantukpun rasanya enggan menghampiri aku. Malam itu Isma kembali anget badannya..... rewel..... dan semalaman hampir tidak bisa tidur. Kenapa sayang... jangan sakit yaaaa
Ini berlangusng selama tiga hari sampai kami mau balik ke Jakarta.
Dan sebelum itu kami berembug bersama keluarga tentang Bu Naroh istri muda Bapak , agar mau tinggal di rumah minimal sampai 40 hari, dengan pertimbangan teman-teman Bapak itu banyak sekali, yang mungkin baru mendengar kepergian Bapak. Dia mengiyakan saja saat rembugan tersebut, juga tentang peralatan pijat Bapak kami minta dibagi satu persatu karena paling tidak kami kan anak tukang pijit masak tidak punya tinggalan apapun, termasuk tawaran untuk ngambil baji Bapak, itu masih saya tunda karena rasanya tidak sopan, belum genap tujuh hari kok minta baju untuk kenangan. sampai sejauh itu tidak ada gejala aneh dari Istri Muda Bapak hingga kami berangkat menuju Jakarta.
Dalam perjalanan Isma badannya kembali anget, obat penurun panas rutin kami berikan tiap 6 jam, tapi panas kembali setelah beberapa jam diminum, dan sama sekali gak mau makan ato minum susu, cuma makan di Solotigo mau makan ikan sedikit. Semoga aja tidak apa-apa.
Dan alhamdulillah nyampe rumah di Bekasi dengan selamat, dan Isma kelihatan capek....dipijitin oleh Ibu-nya....
Selang beberapa hari kami harus ke dokter karena kami takut dehidrasi karena nggak mau makan dan minum, yaa itu hari Rabu.... Konsul ke Dokter Bukit disuruh langsung ke Poli untuk mendapat surat pengantar untuk langsung rawat inap. dan hari itu Isma langsung di rawat untuk beberapa hari. Bingung itu pasti....sementara kerjaan sudah beberapa hari saya tinggal pastinya sudah numpuk dan harus selesai tapi Usma tidak bisa ditinggalkan, dan akhirnya dengan eberpa pertimbangan kami minta Tolong ke Budhe Idang (Mbak Rul) untuk menenmani beberapa hari di RS. Dan BudheLuli datang bersama Budhe Kupang.... dan tinggal di Rumah sakit selama 2 hari.... capek..lelah ngantuk.... Suntikan antibiotik dan penambah nafsu makan diberikan..... karena hari pertama untuk nangis aja sepertinya Isma sudah capek..... Ya Allah lindungi anak kami, berikan kesembuhan Ya Allah......
5 hari Isma di rawat dan akhirnya pulang, legaaaaaaa bisa tidur di rumah, smentara Mbak rul dan Budhe tinggal dirumah selama satu minggu sampai kondisi Isma bener2 pulih.
Sembuh ya Sayang, jangan sakit lagi, maem yang banyak, minum yang banyak jangan lupa obatnya............
Belum lagi bisa selonjor Istri Muda Bapak bikin ulah, dia mau pergi dari rumah dengan alasan yang macam-macam, yang katanya diusir sama Mas No kek, yang duitnya di Minta sama Mas No kek......banyak cingconglah.... Mau pergi pergi aja gak usah banyak mulut. Itukan yang kau mau...!!!
dan satu truk memuat barang-barang dari rumah ... bawa aja kami gak membutuhkannya.
Senin, 07 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)