Rabu, 19 November 2008

Malam kemarin mulai jam 1 dini hari, Isma badannya tiba-tiba meninggi. Rasa kantuk, capek, lelah dan sejuta rasa kepenatan lain mendadak hilang berganti kepanikan yang begitu menyesakkan. Dengan segera aku menuju kotak obat, Obat penurun panas yang selalu ada di situ aku ambil dan aku aduk sedikit dengan air gula. Aku berusaha meberikan obat penurun panas tersebut, tapi susah sekali. Biasanya dengan pipet aku selalu berhasil memberikan obat, tapi kali ini gagal. Isma mulai rewel, dan sedikit obat yang masuk membuat dia tenang untuk sementara, dan mendekati subuh panas naik lagi.
Akhirnya pagi itu jam 6.30 aku putuskan untuk ke Dokter langganan, dan saat aku konfirm ke Rumah sait bahwa Dr. Bukit hari ini ini, dengan langkah pasti aku panggil taxi dan sesat kemudian berangkat ke Rumah Sakit.
Tapi nasib memang tidak berpihak kepadaku, ternyata dokter Bukit hari itu sedng sait dan beliau tidak bisa praktek, Ya Allah aku betul-betul bingung. Tapi ku yakinkan hatikanu biasanya dokter rekomendasi Dr. Bukit selalu baik dan pilihan. Setelah diperiksa tidak banyak komentar dari dokter Pulung, cuman di kasih obat dengan antibiotik yang aku sendiripun juga ga ngerti mesti diasih gak, soalnya dokter sebelumnya jarang recomendsi pakai antibiotik pada anak-anak.
Bismillah, aku tetap memberikan obat sesuai resep dokter. dan hari itu kondisi anakku mulai membaik, dan tingkah kelucuannya mulai nampak, senyuman yang selalu membuat aku pingin pulang seudah menghias bibirnya. Semalam aku sudah tenang.
Tapi malam panas badan naik lagi walau tidak setinggi malam sebelumnya, dan pagi-pagi sebelum berangkat kerja aku kasih obat penurun panas lagi.
dan barusan aku mendapatkan informasi kalo sudah mulai kelihatan sehat dan batuknyapun mulai jarang. Alhamdulillah.

Cepat sembuh cantikku, biar bisa main sama ayah lagi......

Tidak ada komentar: