Hari ini 80 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia berkumpul tidak mengenal suku, agama, ras dan adat istiadat, menyuarakan dengan lantang SUMPAH PEMUDA.
Hari ini 80 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia berkumpul tidak mengenal kasta, tataran, status social, menyuarakan dengan lantang SUMPAH PEMUDA.
Hari ini 80 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia berkumpul tidak mengenakan baju yang sama,menyuarakan dengan lantang SUMPAH PEMUDA
Hari ini 80 tahun yang lalu, para pemuda Indonesai berkumpul, bukan demonstrasi, dengan semangat membara menyuarakan dan memekikkan dengan lantang SUMPAH PEMUDA.
Hati menyatu,
Hati berpadu,
Hati menyeru ingin merdeka
Maka lahirlah “SUMPAH PEMUDA”
Tapi kini………………
Hatiku menangis perih
Setiap saat terlihat
Para pemuda Indonesia sudah tidak bisa lagi berkumpul menjadi Satu
Para Pemuda Indonesia sudah tidak bisa lagi bersuara lantang
Mereka tiap hari terlihat berkumpul dengan teriakan yang tak kalah lantang
Meneriakkan kepentingan kelompok mereka
Yah…… kelompok mereka sendiri
Bukan INDONESIA
Para pemuda kita semua sibuk dengan dunianya sendiri
Sibuk dengan dentuman musik hingar
Sibuk dengan asap yang mengepul dari mulut mereka
Sibuk dengan jarum yang mengoyak hidup mereka
Ya………….. mereka semua sibuk dengan dunia mereka sendiri
Bukan INDONESIA
Hari ini masih adakah kata : Satu Bahasa Indonesia
Hari ini masih adakah kata : Tanah Air Indonesia
Hari ini masih adakah kata : Tumpah darah yang satu Indonesia
Entahlah………
Yang pasti hari ini
Aku mengenang perjuangan masa lalu
Saat semua masih bersatu
Saat semua tidak bersekat
Aku ingin seperti dulu
Yah ……………ingin seperti dulu
Untuk INDONESIA tercinta
Pemuda Indonesia…
Bangkit…….
Segera bangkit
Jangan tidur
Ayo bangun Negeri tercinta
INDONESIA
(Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda)
Senin, 27 Oktober 2008
Jumat, 10 Oktober 2008
Setelah Mudik
Tiada orang yang tak bergembira menikmati saat mudik lebaran, bertemu sanak sodara, orang tua, kerabat, kawanlama, dan mungkin makanan kesukaan yang adanya dikampung. Dan inipun terjadi padaku. Bahagia kurasakan saat itu. Bertemu dengan Ibu, sodara dan tak lupa Ziarah ke Makam Ayahandaku yang telah berpulang januari silam. Dan ini adalah kali pertama Lebaran tanpa adanya Bapak. Sepi ada yang kurang, dan baru kali ini aku merasakan kehilangan. Dan inilah hidup, ada susah ada senang......
Setelah beberapa lama aku tidak merayakan Lebaran terutama hari pertama di kampung kelahiranku, aku merasakan benar khusuk dan indahnya merayakan hari Raya Iedul Fitri. Sehari menjelang Hari Raya, pergi kerumah Budhe dan kerabat yang terhitung lebih tua, Silaturohim, dan suara beduk "tidhor" dari arah masjid, benar-benar mengingatkan kenangan masa kecil, kemudian alunan adzan terakhir dibulan Ramadhan 1429H disambut kumandang Takbir bersahutan, benar-benar membuat bulu kuduk berdiri. Indah, syahdu, khusuk dan damai.
Pagi-pagi benar sudah antri di kamar mandi, karena memang keluarga besar, dan sekarang sudah berkeluarga semua, bisa dibayangkan betapa ramainya.
Bersama keluarga besar berangkat ke masjid benar-benar membuat kenangan masa kecil terbayang dipelupuk mata. Sepanjang perjalanan menuju Masjid sambil mengundang Takbir mengagungkan Asma Allaah......Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailaha ilallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahikham.....
"Selamat hari Raya Iedul Fitri 1 Syawal 1429 H, Mohon mahal lahir dan Bathin, Taqobalallahu minna wa minkum taqobal yaa kariim"
Yaa Allah pertemukan kami dengan Ramadhan tahun-tahun yang akan datang, dan perkenankan lidah kami selalu meyebut Asma-MU.........Amin ya Robbal 'alamin.
Setelah beberapa lama aku tidak merayakan Lebaran terutama hari pertama di kampung kelahiranku, aku merasakan benar khusuk dan indahnya merayakan hari Raya Iedul Fitri. Sehari menjelang Hari Raya, pergi kerumah Budhe dan kerabat yang terhitung lebih tua, Silaturohim, dan suara beduk "tidhor" dari arah masjid, benar-benar mengingatkan kenangan masa kecil, kemudian alunan adzan terakhir dibulan Ramadhan 1429H disambut kumandang Takbir bersahutan, benar-benar membuat bulu kuduk berdiri. Indah, syahdu, khusuk dan damai.
Pagi-pagi benar sudah antri di kamar mandi, karena memang keluarga besar, dan sekarang sudah berkeluarga semua, bisa dibayangkan betapa ramainya.
Bersama keluarga besar berangkat ke masjid benar-benar membuat kenangan masa kecil terbayang dipelupuk mata. Sepanjang perjalanan menuju Masjid sambil mengundang Takbir mengagungkan Asma Allaah......Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailaha ilallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahikham.....
"Selamat hari Raya Iedul Fitri 1 Syawal 1429 H, Mohon mahal lahir dan Bathin, Taqobalallahu minna wa minkum taqobal yaa kariim"
Yaa Allah pertemukan kami dengan Ramadhan tahun-tahun yang akan datang, dan perkenankan lidah kami selalu meyebut Asma-MU.........Amin ya Robbal 'alamin.
Langganan:
Postingan (Atom)